Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2017

Beach Cherry dan Teman-temannya

Seharian tadi hujaaan terus. Kiki bosan main di dalam rumah. Mana Ayah Kiki lagi pergi, acara kantor katanya. Halah, hari Ahad gini kok ya pake acara kantor. Siang harinya, saat masih hujan, Ayah pulang bawa beberapa bibit tanaman. Horeyy.... Bisa menambah koleksi kebun Kiki deh. Ada kemuning, yang ini sudah punya, tapi ayah masih beli lagi, weleh. Terus ada rosemary, kata ayah buat ngusir nyamuk. Lalu beach cherry, ini jenis cherry daerah panas...hmm, ga sabar nunggu buahnya nih. Terus ada cincau hijau, dan terakhir ada alamanda. Jadi makin rame nih kebun kiki. Kiki langsung incer rosemary yang daunnya rimbun, petik-cium, hmm...baunya enak. Mirip bau jahe deh. Sementara itu meski masih gerimis, ayah sibuk bersihkan daun-daun beach cherry. Katanya biar tanamannya bisa memasak makanan dengan baik. Kiki lihat itu daun-daun penuh bercak hitam seperti jelaga. Kok mirip dapurnya mbah jual gudeg ya. Memangnya cherry ini memasak makanannya sampe penuh asap gitu ya...hahaha.... Ent...

Keajaiban Cocor Bebek

Kiki sangat takjub dengan cocor bebek. Tanaman ini sangat unik dalam berkembang biak. Petik saja daunnya dan letakkan di tanah. Sirami sekedarnya. Dalam beberapa hari tumbuhlah tunas-tunas kecil di setiap gerigi daunnya. Ajaib bukan? Di kebun Kiki, terdapat banyak sekali tanaman cocor bebek. Karena Kiki suka memetik daunnya yang agak tua. Lalu meletakkannya begitu saja di tanah yang terguyur hujan. Lama-lama tumbuh anakan-anakan yang imut-imut. Itulah cara paling malas untuk memperbanyak tanaman. Hahahaha.... Bahkan tanpa memetik daunnya, seringkali di ujung daun yang sudah tua terdapat tunas-tunas kecil yang sudah berakar. Dan hasilnya, tanaman cocor bebek bertambah lagi....

Bunga Pukul Empat

Sore ini Kiki senang sekali, karena cuaca cerah. Sudah lima hari berturut-turut tiap sore hujaan terus. Bunga pukul empat pun terlihat cantik di bawah langit sore. Kiki coba cium bunganya, eh, ternyata bau harum lho. Meskipun memang tidak terlalu tajam. Oya, Kiki juga paling suka ngumpulin biji bunganya. Kata ayah harus pilih biji yang sudah hitam. Karena itu tandanya sudah tua. Biji bunga pukul empat mudah sekali tumbuh. Baru disemai tiga hari biasanya sudah muncul kecambahnya. Perawatannya pun mudah. Dan lebih asyiknya lagi, bunga ini selalu mekar secara serempak. Pada waktu sekitar pukul empat sore sampai menjelang maghrib. Jadi pada setiap sore, di kebun Kiki selalu tercium aroma wangi dari bunga ini. Sore ini Kiki juga temani ayah menyemai benih sage. Karena bibit sage yang kemarin sudah tumbuh kembali layu dan mati. Entah kenapa sage ini berkebalikan dengan bunga pukul empat. Perawatannya sulit. Atau karena kurang cahaya matahari ya. Karena sage ini batangnya terlih...

Menyemai Benih Kenikir Lalap

Dua pekan lalu ayah kiki membawa benih kenikir lalap. Kenikir jenis ini biasa dipakai buat sayuran pecel. Beberapa orang menyebutnya suring. Kadang keliru dengan kenikir bunga (bunga cosmos). Sepintas bentuknya memang sama, tapi baunya jelas beda. Empat hari yang lalu ayah kiki baru sempat menyemainya di polibag. Dan hasilnya pagi ini muncul beberapa kecambahnya. Sudah gak sabar rasanya kiki menunggu bisa memetik daun-daunnya buat dibikin main masak-masakan hehe.... Dan ini penampilannya setelah umur empat minggu dari penyemaian.

Menanam Cabe Rawit

Kiki makin penasaran dengan tanaman yang satu ini: cabe rawit. Sudah beberapa kali ayah Kiki beli bibit cabe rawit tapi gak bertahan lama. Selalu berakhir dengan layu dan mati. Hmmm.... Yang terakhir malah polibag berikut media tanamnya jatuh di jalan saat sedang diangkut. Padahal belinya kali ini di tempat yang dekat rumah. Sampai rumah pun bibitnya yang sudah hampir setinggi Kiki langsung terkulai layu. Ayah pun cepat-cepat mengganti media tanamnya berikut polibag baru. Lalu disiram air banyak-banyak, ha...ha...ha.... Setelah melalui perawatan sekitar sepekan, kemarin si cabe rawit mulai diperkenalkan cahaya matahari. Kalau kemarin-kemarin ditaruh di tempat teduh terus. Takut mati. Itu pun, setiap sore sepulang Kiki dari sekolah, si rawit pasti tertunduk layu. Tapi sekarang sudah mulai segar. Ayah menaruhnya di tempat yang terkena sinar matahari langsung, meskipun masih di bawah bayang-bayang tanaman rambat 'entah_apa_namanya'. Yah, semoga si rawit kali ini bisa sehat t...

Kebun Kiki sudah pindah

Karena rumah Ayah pindah, kebun Kiki pun ikut pindah. Meski repot, Kiki tetap senang. Strawberry pun ikut dipindahkan ke kebun baru. Tapi sayang, karena lupa diurus strawberry merana. Dan akhirnya mati semua. Ayah Kiki cari tanaman pengganti. Pertimbangannya yang mudah dirawat. Pilihan jatuh pada sansevierra. Tetangga menyebutnya lidah mertua. Teman-teman kakak menyebut pedang-pedangan. Tanaman ini memang bandel. Mudah tumbuh. Dari dua jenis bibit sanse berbeda, sekarang sudah menjadi beberapa tanaman. Cukuplah untuk mengisi kebun di tengah hiruk-pikuk repotnya pindahan. Kata Ayah, sansevierra ini bisa untuk menyerap polutan. Dan katanya kalau malam bisa mengeluarkan oksigen. Jadi ditaruhlah pot-pot sanse ini di bawah jendela.